Meninjau - Coffee Shop : Antara Takdir dan Upaya Pencegahan Depresi

“Udah deh, capek gue diet-dietan, udah takdirnya ini gue gendut..”

“enak banget ya mereka jadi orang kaya”

“ya gapapa deh, gue ditakdirin kurus sama yang di atas!

“dia enak udah dapet hidayah. Allah mah udah menakdirkan segalanya.”

🙂

Kamu satu dari banyak orang yang pernah dengar ungkapan serupa? Atau kamu salah satu yang sering menganggap keadaan kamu sekarang ini memang sudah sepenuhnya takdir Tuhan?
Apa sih hubungannya ngopi dengan takdir? Apalagi dengan budaya nongkrong generasi millenials, jaman now, atau generasi micin?  Nah, kita mulai nih pembahasannya.



Sebenarnya ada satu hal PENTING yang mau aku rekomendasikan ke kamu semua. Kamu akan RUGI kalau gak aku kasih tahu jika aku memiliki kenalan owner brand coffee shop baru yang kece banget. Mungkin kamu sudah punya daftar coffee shop langganan kamu, tapi percayalah, pasti ada kekurangan yang kamu temukan di tempat langgananmu itu, bukan? Hehehe tenang, aku bukan tabib atau peramal, aku hanya mau menginformasikan coffee shop yang PASTI kamu suka banget. Beneran deh, kamu pasti akan berterima kasih banget kalau aku sudah kasih tau dimana coffee shop yang keren ini. 


Menu yang ditawarkan enak-enak, harganya terjangkau, "bagaimana tempatnya?" kamu tanya, NYAMAAAAAAAAANN!! Banyak spot foto instagramable lah pokoknya, konsepnya baru, inovasinya bikin kamu terkagum-kagum, memadukan “jaman old”, “jaman now”, dan “masa depan”. WOW! 

PARKIRAN LUAS, dan yang bikin kepala gak habis pikir sih ini yaa: tarif parkirnya flat Rp2000,- untuk motor dan Rp5000,- untuk mobil, tentu dengan syarat dan ketentuan berlaku hehe. Tapi aku menyarankan naik mobil saja, selain lebih asik hadapi cuaca ekstrem Jakarta dan bisa angkut temen-temen/saudara lebih banyak, bukan? Dari pada sendirian. 🙂

Kamu berdalih bukan pecinta kopi, namun suka makanan berat yang mengenyangkan, atau kamu beralasan lebih suka ngabisin waktu sendirian tanpa keramaian? Tenaaang, coffee shop itu satu komplek dengan outlet F&B (food and beverage) lainnya, Daaaan...., satu lagi nih yang bikin menggila, ada taman yang konsepnya tuh perpaduan green living dan modern. Duh, aku mah suka banget ke komplek outlet F&B di sana yaa. Lokasinya strategis, apalagi buat kamu yang aktivitasnya di Jakarta. Kalau minat aku akan kasih tau alamatnya, sekaligus titik koordinat untuk di Google Map. Minat?

Baiklah, sejujurnya minat atau tidak, pasti aku bagikan ke kamu. Baik banget ya? Emang aku dapet apa sih? Gak usah dipikirin. Biarin gapapa, yang penting kamu semua bisa happy, senang-senang bareng sama keluarga, atau teman-teman kampus/kantor, atau sama pasangan kamu. Melihat kamu semua enjoy di sana, aku sudah happy banget kok, gak perlu dibayar/ditraktir sama kamu di sana. Gak perlu, makasih ya. Aku tahu kamu baik juga orangnya.

OKAY, langsung saja lihat alamatnya ada di sini.

Sebelum/setelah kamu klik link tersebut dan tahu alamatnya di mana.
Kira-kira kamu bisa sampai ke coffee shop itu gak?


sayangnya jawabannya BUKAN “sudah pasti sampai lah, kan alamatnya dapet langsung dari lo. Lo kan sudah pernah ke sana. Gue percaya lo kok.

Terima kasih, tapi maaf, JAWABANNYA = TERGANTUNG hehehe

Kenapa tergantung? Sekalipun alamat itu benar adanya, kamu tidak bisa dipastikan 100% sampai tempat istimewa tersebut. 

Kenapa? 

Apakah kamu mau mulai berdalih “bawa-bawa” takdir sebagai alasan, seperti mukadimah di awal, “ya berarti, kalau Allah meridhoi, atas izinNya, gue akan sampai ke sana”, begitu?

Sekali lagi, jawabannya tetap “tergantung”, karena jika kamu hanya sekedar tahu atau, sekedar melihat peta atau, disimpan saja peta tersebut, tentulah kamu tidak akan sampai.

Karena sampai atau tidaknya kamu ke tempat tujuan TERGANTUNG seberapa BESAR kamu menggunakan akal sehat kamu untuk BERPIKIR dan MELAKUKAN aksi/usaha nyata agar sampai ke tempat tujuan.

Kalau usaha yang kamu kerahkan hanya sebatas tahu ada lokasi tujuan itu,

lalu melihat petanya,
lalu save link/titik koordinat peta tersebut,
lalu link/peta tersebut tidak dibuka-buka lagi,
apalagi tidak berniat menggerakkan badan untuk mengusahakan berpindah tempat ke tempat tujuan, kamu tidak akan sampai, bukan? 🙂
Ya, KAMU TIDAK AKAN SAMPAI 🙂

Namun akan beda ceritanya jika kamu melakukan hal yang sebaliknya.
Kamu langsung bergegas siapkan diri,
memikirkan cara untuk segera sampai ke coffee shop tersebut.

Kamu berpikir,
“hmm bagaimana caranya yaa? Ojol? Taksi? Atau setir mobil sendiri?”
“oh iyaa, ajak siapa yaa? Orang tua? Teman-teman? Atau ajak istri/suami? Atau ajak anak-anak aja ya sekalian?”
“kapan ya enaknya? Weekend? Duh, ramai kah? Atau cabut waktu lunch kantor? Hmm”
banyak sekali yang kamu pikirkan, tapi kamu gak mau terjebak berlarut-larut tenggelam dalam perencanaan, “ayo berangkat!!” katamu bersemangat. Karena kamu tahu, kalau gak berangkat, ya gak akan sampai.

Kamu berangkat.
kamu buka link peta itu, kamu lihat dengan seksama peta tersebut
membaca sambil menelusuri jalan di peta itu,
mengikuti petunjuk demi petunjuk di peta itu,
mulai dari rumah atau kantor atau kampus kamu.
kamu dapat info: teruuuuus, belok kanan, naik fly over, lewati simpangan besar, masuk tol dalam kota, “keluar tol dimana ya?” tanya kamu

Aha!”, seru kamu.
Di peta ini dikasih tahu kalau lewat jalan itu akan macet, bisa menghambat dan bikin kamu rugi waktu, lalu kamu pasti akan kesal, kamu bersyukur peta ini sangat mengerti kamu. 🙂
kamu dianjurkan memasuki jalur yang lebih cepat. Bebas macet.

yeay!” Kamu bersorak.
Jalanan terasa lancar walaupun ramai.
“Tentu lah ya ramai, tempatnya sangat menggiurkan, gitu. gapapa sabar aja, mungkin ada banyak juga orang di luar sana yang belum tahu coffee shop itu, bersyukur aku sudah sejauh ini” batinmu.
Tunggu, di beberapa bagian kamu merasa bingung membaca peta ini. peta ini tidak bisa memberi petunjuk yang terperinci. Kamu butuh ancar-ancar atau patokan secara lebih mendetil. Untungnya kamu kenal dekat dengan aku. Satu hal yang kamu ingat terus, aku selalu care sama kamu. Kamu jadi tidak sungkan untuk bertanya langsung ke aku.

Tentu aku beri tahu, patokan-patokan dan petunjuk yang lebih mendetil. Aku juga menyarankan untuk mempersiapkan/membawa perlengkapan-perlengkapan khusus untuk menikmati waktu dari perjalanan hingga di coffee shop itu. Aku beri tahu, dimana lubang-lubang jalan yang mungkin akan membahayakan kamu. Kenapa kamu percaya aku? Tentu bukan hanya dengan alasan “kita kenal dan peduli satu sama lain”, tapi pasti juga karena aku sudah pernah ke sana. Hehehe

Aku menyarankan membawa beberapa perlengkapan untuk membantu dan menghibur kamu selama perjalanan. Seperti bawa kamera, satu contohnya. Untuk fokus dan sarana mencatat/mengingat kembali kenangan dari detik yang baru saja lewat. Menyenangkan atau tidak, yang bisa dijadikan pembelajaran kepada diri sendiri atau relasi kamu.

Ada juga perlengkapan lain yang tentu bersifat privasi. Nanti kita lanjutkan via DM (direct message) saja karena aku hanya manusia seperti kamu, tak kuasa untuk sampaikan ke banyak orang dalam satu waktu. Biar kamu saja yang sampai kan ke teman-teman kamu, biar terus berantai, biar kamu dan keluarga atau teman-teman kamu selamat, bahagia dan gak nyasar di jalan hehe

Akhirnya kamu pun sampai di coffee shop sensasional tersebut. Bagaimana, Letihmu selama perjalanan terbayar, kan? Mewah kan tempatnya? Selamat bersenang-senang. Semoga kita bisa bersenang-senang juga di sana ya.

Well... 🙂
Inilah teman-temanku yang dinamakan takdir. 🙂
apapun impianmu, apapun tujuanmu, apapun misimu, jauh atau dekat, besar atau kecil, banyak maupun sedikit,
kamu, aku, dan kita semua punya kesempatan yang sama untuk meraihnya.
yang kita butuhkan adalah tahu misi kita apa.
setelah tahu saja ternyata tidak cukup,
Kita butuh petunjuk,
Butuh bimbingan,
dan yang pasti, butuh usaha SEMAKSIMAL MUNGKIN untuk sampai ke tujuan, mewujudkan misi. apapun misimu: berat badan ideal? karir? keluarga? hijrah? semuanya sama, butuh usaha semaksimal mungkin.
karena takdir adalah ketetapan Allah terhadap makhlukNya sesuai kehendak yang dipilih hambaNya.
"yang dipilih" menjadi sorotan karena manusia memiliki kendali melalui modal yang diberikan oleh Allah sebagai potensi untuk menjalani kehidupan : Akal Sehat, Kemampuan diri, Waktu (umur), dan Petunjuk (Al-Qur'an dan Hadits), 
Dengan kemampuan diri, kita bisa menangkap gejala-gejala alam dari panca indra kita. Serta menggerakkan tangan kita, mengambil, meletakkan dan melempar sesuatu, memukul sesuatu. Melangkahkan kaki kita, jauh atau dekat, ke tempat bermanfaat atau yang membawa kerugian.
Melalui modal akal sehat, kita dapat menilai dan membedakan hal yang salah dan hal yang benar.

Waktu adalah modal yang sangat mahal, jika kita melewatkannya, kesempatan kita akan habis. Sebab kita tidak tahu detik berikutnya. Sampai detik ke berapa jantung kita mampu memompa darah kita.
Kenapa Petunjuknya harus 
Al-Qur'an dan Hadits? bisa dicek di siniPetunjuk sudah diturunkan di bumi. pun jika ada kawan kita yang belum berislam, atau belum berislam secara kaffah, mungkin dia belum memaksimalkan potensi yang Ia miliki. ini bukti nyata karena memang agama Islam adalah agama yang membutuhkan kemampuan berpikir, karena sering ditemukan Firman Tuhan untuk orang yang menggunakan akalnya

Namun,
apalah arti kemampuan berpikir kita sebagai manusia untuk berencana dengan matang,
usaha keras yang kita kerahkan,
kewaspadaan kita dalam bertindak,
tanpa daya dan upaya dari Tuhan serta ketetapanNya.
Tak ayal, sebagai muslim/muslimah, dalam beraktivitas kita senantiasa tidak melupakan motto hidup kita : "laa hawla wa laa quwwata illa billah." sebuah kalimat isti'anah. Bukti berserah diri kita kepada Allah. Bukti lemahnya kita (manusia) tanpa nikmat-nikmat yang Allah titipkan kepada kita. Maka mensyukuri segala nikmat Allah baik yang kita minta atau tidak adalah harga mati. Toh, tidak ada ruginya dalam bersyukur. 🙂

Tentu setiap dari kita pasti memiliki misi masing-masing untuk diwujudkan berdasarkan mimpi-mimpi yang kita tuliskan. Namun jangan lupa bahwa di hidup ini pasti ada ujian/masalah. Selayaknya ujian di dunia akademik, ujian SD untuk naik ke jenjang SMP, SMP untuk naik derajatnya ke tingkat SMA, dan seterusnya. Begitu juga kehidupan manusia secara global. 

Allah berjanji untuk tidak memberikan ujian/masalah yang setiap dari kita tidak sanggup menghadapinya. Ujian kehidupan pasti selalu datang dari Allah, baik ataupun buruk. Setelah diterima dengan ucapan "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun", lalu kita sabar dan menjadikan shalat sebagai penolong, maka kita akan mendapatkan keberkahan dan mendapatkan rahmatNya. Hal ini tentu disyukuri bagi kita yang beriman, karena sabar adalah pembeda dari setiap orang yang menghadapi ujian, antara siapa yang murni imannya atau hanya "Islam KTP". 

Islam mengizinkan manusia untuk jadi “apa saja” di dunia ini. kita boleh menundukkan “dunia”, berprofesi apa saja, mengumpulkan harta, selama itu legal (halal) dan baik. Dengan memiliki petunjuk yang tidak diragukan, tentu kita sadar bahwa semua hal yang ada di langit dan bumi adalah milik Allah. Adapun yang kita miliki saat ini semuanya hanya bersertifikat “hak pakai” dari Allah yang akan diambil dan diminta pertanggung jawabannya. Hak pakai karena kita hanya dititipkan oleh Allah, saat Allah, Sang Pemilik, ingin mengambil hal-hal yang memang milikNya, pastilah kita harus legowo/ikhlas, bukan berat hati, apalagi menganggap/merasa semua yang melekat “milik” pada diri kita, adalah milik kita seutuhnya. 

Jika dalam perjalanan mewujudkan misi kita, kita mendapatkan cobaan seperti kehilangan/diambilnya titipan nikmat dari Allah, kita langsung sadar,
“oh iya, ini hanya titipan. Sudah usai hak pakai aku, sekarang aku berusaha lagi untuk mendapatkan titipan nikmat berikutnya dari Allah.”
itu lah yang dinamakan Qadar Allah, ketetapanNya yang kita tidak memiliki kendali di dalamnya.
“Contoh lainnya?” kamu tanya.
- kamu terlahir dari ibu kamu, bukan ibu orang lain
- umur kamu di dunia
- bentuk fisik lahiriah kamu
- rezeki dan ajal kamu

Inilah kunci dasar agar terbebas dari depresi atau stress apapun saat menjalani hidup. Namun yang harus menjadi catatan adalah, jika ada kawan/kerabat kita yang sudah mendalami depresi berat hingga terganggu jiwanya, jangan bawa mereka ke ustadz untuk di-ruqyah. ini salah alamat. Islam mengajarkan, jika sudah menjadi penyakit, berobatlah kepada ahlinya/dokter penyakit terkait/psikiater untuk kasus ini dengan tetap berdoa kepada Allah agar segera diberi kemudahan/kebaikan.

Baiklah, aku mohon maaf jika kamu kecewa coffee shop itu fiktif belaka, karena sejatinya dari awal aku sudah beri tanda narasi itu fiktif, entah kamu menyadari atau tidak. Syukur kalau kamu menyadari. Aku menyematkan kata “jika” pada awal-awal “pembahasan coffee shop” tersebut. Silahkan dicek kembali. 🙂
Jika kamu masih bingung dengan narasi coffee shop tadi, izinkan aku bantu dengan sedikit penjelasan khusus untuk narasi itu saja :

Aku mulai narasi itu dari kalimat : “Nah, kita mulai nih pembahasannya.”
"kamu" tetap diposisikan sebagai kamu (pembaca)
“aku” sebagai Muhammad/nabi dan rasul terakhir
“peta” adalah Al-quran/petunjuk
“saran dari aku” adalah hadits/sunnah
“jalan raya” adalah rangkaian jalan/ibadah
“coffee shop serta komplek outlet F/B mewah itu” adalah tujuan kamu, tujuan kita, Surga.
nah selebihnya "aku" di sini, di luar narasi coffee shop itu, tetap manusia biasa / penulis yang minim ilmu dan masih sangat butuh belajar, sama kayak kamu. 😅

Analogi dari narasi itu tentu bisa dipakai tidak hanya untuk menetapkan surga sebagai tujuannya. Tentu tujuan diciptakannya manusia secara umum hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Namun jangan lupa sekarang kita di bumi dan ada perintah untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi sesama. Serta tujuan duniawi yang sekiranya menghantarkan kita kepada keberkahan dan keridhoan Allah, sebagai bentuk taat kita kepadaNya, seperti : karier, hubungan asmara, keluarga yang damai, hidup yang sehat, berat badan ideal (menjaga kesehatan), meraih cita-cita, menciptakan inovasi, maupun sosial dalam bernegara.

Percayalah, Allah selalu menepati janjinya. Dengan terus memperdalam ilmu agama, bertaqwa semampu dan semaksimal yang kita bisa, selalu berprasangka baik kepada Allah, dan serahkan hasil upaya kita kepada Allah. Kita tidak akan stress/depresi karena mengetahui Allah memiliki rencana yang lebih hebat dan baik untuk kita. Karena hanya Allah Yang Maha Tahu, dan kita, manusia yang lemah ini - yang maha sok tahu.



Wallahu a’lam, sungguh hanya Allah yang dapat memberi taufik dan hidayah


Semoga bermanfaat.



dan jangan lupa.... 🙂
Notes:
Adapun hal-hal yang berkaitan tentang ilmu islam yang terdapat pada tulisan ini, seperti pemahaman tentang takdir dan qadar, bersumber dari hasil mengelaborasikan intisari dari kajian ilmu oleh Ahli ilmu berikut :
- Ustadz Ibnu Yunus 
- Ustadz Adi Hidayat di sini, di sini
- Ustadz Nuzul Dzikri di sini, di sini,
- Ustadz Felix Siauw di sini

Popular posts from this blog

SMJ #4 - Nukilan Sandungan

SMJ #2 - Cinta yang (tak) usai

10 September - Hari Pencegahan Bunuh Diri Dunia